Loading...

Warga Wakate Mengeluh Tak Ada Transportasi Laut, DPRD Maluku Panggil PELNI

Fredik Rahakbaw
BERITA MALUKU. Sudah tiga bulan, sejak Juni hingga Agustus 2016 ini, warga Watubela, Kasui dan Teor (Wakate), Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) terisolasi akibat tidak adanya sarana transportasi laut yang melayani daerah itu.

Hal itu berdampak terjadinya kelangkaan sejumlah kebutuhan pokok di tengah masyarakat bahkan harga premium saat ini sudah mencapai Rp20 ribu/litter begitupun harga beras mencapai Rp20 ribu/kg.

"Ratusan kepala keluarga yang berada di kepulauan itu kini kian terpuruk. Mereka apatis dan pasrah saja menghadapi kondisi yang dialami sampai saat ini," lapor Ketua Daerah AMGPM Seram Timur, Pdt. Rido Kwalomine, saat bertemu komisi C, DPRD Maluku, akhir pekan kemarin.

Selama tak ada pelayaran kapal Perintis milik PELNI Ambon, wilayah tersebut hanya dilayari dua kapal yakni Kapal Cepat Fajar Baru milik pemda Sorong, Papua dengan rute Sorong, Pulau Misol, Bula, Geser, Gorom dan Kesui (pp). Dan KM Feri Bobot Masiwang dengan rute Ambon, Bula, Air Nanang, Geser, Gorom dan Kasui (pp). Namun akibat musim timur dari bulan Mei hingga September sehingga KM Feri Bobot Masiwang tak dapat berlayar mengingat kondisi kapal yang tidak memungkinkan.

Menyikapi kondisi itu, Ketua Komisi C DPRD Maluku, Fredik Rahakbaw berjanji akan memanggil mitra terkait, yaitu PELNI, Dinas Perhubungan maupun Sabandar untuk mempertanyakan sejumlah rute di Maluku yang tidak lagi dilayari kapal-kapal Perintis milik PELNI.

Menurutnya, hal ini menjadi tamparan keras bagi Maluku, karena selama ini rute tersebut dilayani pihak PELNI Papua.

"Ini kan tamparan keras Pemda Papua terhadap Maluku dan pihak PELNI diduga sengaja memalukan kita. Karena itu, dalam waktu dekat, kami Komisi C akan panggil pihak PENLI, Dinas Perhubungan Maluku, dan Sabandar untuk membicarakan hal tersebut," tegasnya.
Provinsi 6775744101851822856

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

PENDIDIKAN

Indeks

# PANSUS

# PEMEKARAN