DPRD Gelar Paripurna Istimewa HUT Provinsi Maluku ke-71
http://dewan.beritamalukuonline.com/2016/08/dprd-gelar-paripurna-istimewa-hut.html
Gubernur: Pemerintah Akan Lakukan Langkah Transformasi Untuk Kemajuan Maluku
BERITA MALUKU. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Maluku menggelar paripurna Istimewa dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Maluku ke 71, berlangsung di gedung DPRD Maluku, Jumat (19/8/2016).
Rapat dipimpin Ketua DPRD Maluku, Edwin Huwae yang juga dihadiri Gubernur Maluku, Said Assagaff dan Wakil Gubernur Maluku, Zeth Sahuburua beserta Isteri, dan unsur Muspida Maluku.
Mengawali paripurna itu, Huwae dalam sambutannya menyampaikan selamat HUT RI ke 71 dan HUT Provinsi yang sama-sama memasuki usia ke 71 tahun.
Gubernur Maluku, Said Asagaff juga dalam sambutannya turut menyampaikan selamat atas HUT RI dan HUT Provinsi.
"HUT Provinsi yang ke 71 hari ini merupakan hari bersejarah untuk hidup orang basudara di Maluku dalam rangka merefleksikan kembali posisi dan perjalanan daerah ini menjadi bagian dari negara kesatuan Republik Indonesia," ungkap Gubernur.
Dikatakan, bahwa para sejarahwan mengatakan tentang lahirnya Indonesia merupakan anugerah dari posisi Maluku sebagai jalur rempah dunia.
"Kekayaan alam yang dimiliki oleh Maluku khususnya cengkih dan pala membuat daerah ini menjadi terkenal sejak dahulu kala dan menjadi incaran berbagai bangsa di dunia, maka tidak heran seorang tabib dari Portugis melukiskan kekagumannya terhadap Maluku dengan menyebutkan Maluku sebagai Pulau Rempah, sedangkan orang Belanda menyebutkan Maluku sebagai tiga emas di timur yaitu Ternate, Banda dan Ambon," sebutnya.
Assagaff mengungkapkan, dari sejarah perjuangan para pahlawan Maluku yang berjuang secara lokal melawan penjajah merupakan emansipasi harkat kemanusiaan dan kedaulatan hidup sehingga telah menginspirasi perjuangan secara nasional.
"Karena itu sesungguhnya tidak akan ada Indonesia tanpa Maluku," ungkapnya.
Dirinya bersyukur bahwa tidak terasa Maluku kini telah memasuki usia ke 71 dengan eksistensi yang mana Maluku telah menjadi bagian dari 8 provinsi pertama di Indonesia.
Namun sayangnya kata Assagaff, masih terdapat sejumlah kelemahan Maluku dalam pengelolaan sumber daya maupun manusianya yang masih menjadi budaya hingga saat ini.
"Tapi rasanya kita belum maksimal dalam mengelola dan memanfaatkan kekayaan yang ada untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, yang disebakan oleh kebijakan-kebijakan pembangunan dulu bersifat kontinental padahal struktur daerah kita adalah arcipelago yang punya masalah dengan aksesbilitas dan konektifitas yang lebih berat dibandingkan dengan wilayah kontinental. Kebijakan-kebijakan kontinental ini juga turut menghancurkan budaya kemaritiman kita," katanya.
Selain itu, kata Assagaf bahwa kelemahan kita selanjutnya adalah masih kuatnya budaya amtenar di dalam masyarakat Maluku yaitu lebih berorientasi menjadi pegawai negeri atau menjadi serdadu sehingga jiwa kewirausahaan menjadi rendah. Masih kuatnya mentalitas gerombolan dalam mencari kerja dengan cara instan, misalnya ramai-ramai mau menjadi politisi, tentara, polisi, PNS dan guru.
"Ini karena masih rendahnya kualitas sumber daya manusia terutama yang berhubungan dengan sumber daya alam kita seperti keahlian di bidang geologi, pertambangan, pariwisata dan kesehatan," sebutnya.
Karena itu menurutnya, untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut maka Pemerintah Provinsi Maluku akan melakukan beberapa langkah transformasi untuk kemajuan Maluku.
"Langkah transformasi yakni mendorong semua elemen masyarakat khususnya keluarga, lembaga pendidikan, lembaga agama dan lembaga adat agar bersama-sama pemerintah mendorong program perubahan pola pikir yaitu transformasi dari budaya kontinental ke budaya maritim. Dari budaya amtenar ke budaya wirausaha, dari budaya kewel ke budaya kerja, dari budaya talamburang ke budaya kalesang, dari budaya bakalai ke budaya baku bae, dari budaya baku malawang ke budaya diskusi, dari budaya benci ke budaya baku sayang, dari budaya galojoh ke budaya baku bage, dari budaya takisu ke budaya terbuka dan seterusnya," ungkapnya.
BERITA MALUKU. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Maluku menggelar paripurna Istimewa dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Maluku ke 71, berlangsung di gedung DPRD Maluku, Jumat (19/8/2016).
Rapat dipimpin Ketua DPRD Maluku, Edwin Huwae yang juga dihadiri Gubernur Maluku, Said Assagaff dan Wakil Gubernur Maluku, Zeth Sahuburua beserta Isteri, dan unsur Muspida Maluku.
Mengawali paripurna itu, Huwae dalam sambutannya menyampaikan selamat HUT RI ke 71 dan HUT Provinsi yang sama-sama memasuki usia ke 71 tahun.
Gubernur Maluku, Said Asagaff juga dalam sambutannya turut menyampaikan selamat atas HUT RI dan HUT Provinsi.
"HUT Provinsi yang ke 71 hari ini merupakan hari bersejarah untuk hidup orang basudara di Maluku dalam rangka merefleksikan kembali posisi dan perjalanan daerah ini menjadi bagian dari negara kesatuan Republik Indonesia," ungkap Gubernur.
Dikatakan, bahwa para sejarahwan mengatakan tentang lahirnya Indonesia merupakan anugerah dari posisi Maluku sebagai jalur rempah dunia.
"Kekayaan alam yang dimiliki oleh Maluku khususnya cengkih dan pala membuat daerah ini menjadi terkenal sejak dahulu kala dan menjadi incaran berbagai bangsa di dunia, maka tidak heran seorang tabib dari Portugis melukiskan kekagumannya terhadap Maluku dengan menyebutkan Maluku sebagai Pulau Rempah, sedangkan orang Belanda menyebutkan Maluku sebagai tiga emas di timur yaitu Ternate, Banda dan Ambon," sebutnya.
Assagaff mengungkapkan, dari sejarah perjuangan para pahlawan Maluku yang berjuang secara lokal melawan penjajah merupakan emansipasi harkat kemanusiaan dan kedaulatan hidup sehingga telah menginspirasi perjuangan secara nasional.
"Karena itu sesungguhnya tidak akan ada Indonesia tanpa Maluku," ungkapnya.
Dirinya bersyukur bahwa tidak terasa Maluku kini telah memasuki usia ke 71 dengan eksistensi yang mana Maluku telah menjadi bagian dari 8 provinsi pertama di Indonesia.
Namun sayangnya kata Assagaff, masih terdapat sejumlah kelemahan Maluku dalam pengelolaan sumber daya maupun manusianya yang masih menjadi budaya hingga saat ini.
"Tapi rasanya kita belum maksimal dalam mengelola dan memanfaatkan kekayaan yang ada untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, yang disebakan oleh kebijakan-kebijakan pembangunan dulu bersifat kontinental padahal struktur daerah kita adalah arcipelago yang punya masalah dengan aksesbilitas dan konektifitas yang lebih berat dibandingkan dengan wilayah kontinental. Kebijakan-kebijakan kontinental ini juga turut menghancurkan budaya kemaritiman kita," katanya.
Selain itu, kata Assagaf bahwa kelemahan kita selanjutnya adalah masih kuatnya budaya amtenar di dalam masyarakat Maluku yaitu lebih berorientasi menjadi pegawai negeri atau menjadi serdadu sehingga jiwa kewirausahaan menjadi rendah. Masih kuatnya mentalitas gerombolan dalam mencari kerja dengan cara instan, misalnya ramai-ramai mau menjadi politisi, tentara, polisi, PNS dan guru.
"Ini karena masih rendahnya kualitas sumber daya manusia terutama yang berhubungan dengan sumber daya alam kita seperti keahlian di bidang geologi, pertambangan, pariwisata dan kesehatan," sebutnya.
Karena itu menurutnya, untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut maka Pemerintah Provinsi Maluku akan melakukan beberapa langkah transformasi untuk kemajuan Maluku.
"Langkah transformasi yakni mendorong semua elemen masyarakat khususnya keluarga, lembaga pendidikan, lembaga agama dan lembaga adat agar bersama-sama pemerintah mendorong program perubahan pola pikir yaitu transformasi dari budaya kontinental ke budaya maritim. Dari budaya amtenar ke budaya wirausaha, dari budaya kewel ke budaya kerja, dari budaya talamburang ke budaya kalesang, dari budaya bakalai ke budaya baku bae, dari budaya baku malawang ke budaya diskusi, dari budaya benci ke budaya baku sayang, dari budaya galojoh ke budaya baku bage, dari budaya takisu ke budaya terbuka dan seterusnya," ungkapnya.