DPRD Maluku Apresiasi Penerbangan Trigana Air Tujuan SBT
http://dewan.beritamalukuonline.com/2016/06/dprd-maluku-apresiasi-penerbangan.html
BERITA MALUKU. Anggota DPRD Maluku asal daerah pemilihan Seram Bagian Timur(SBT), Raat Rumfort mengapresiasi maskapai penerbangan Triga Air yang melayani jalur penerbangan Bandara internasional Pattimura,Ambon - Bandara Kuvar di kabupaten setempat.
"Saya sebagai anggota DPRD Maluku maupun tokoh masyarakat SBT, memberikan penghargaan kepada manajemen Trigana Air, Kementerian Perhubungan dan Dishub Maluku yang telah memperhatikan kebutuhan penerbangan ke sana," katanya, di Ambon, Selasa (7/6/2016).
Menurut dia, pelayanan jalur penerbangan Ambon-Kuvar selama ini hanya dikhususkan bagi pesawat terbang milik perusahaan minyak yang beroperasi di sana, sedangkan penerbangan komersil ini baru akan dilayani Trigana Air.
Kemudian sejak awal ada pesawat milik salah satu maskapai penerbangan yang pernah beroperasi. Namun, sudah mandeg sejak delapan hingga sembilan bulan lalu.
"Kuvar-Bula, ibu kota sementara kabupaten SBT itu jarak tempuhnya mencapai 30 KM , tetapi jalannya mulus sehingga tidak jadi persoalan," ujar Raat.
Pesawat milik maskapai penerbangan Trigana Air sejak 27 Mei 2016 telah melakukan penerbangan dari Bandara Internaisonal Pattimura Ambon dan mengangkut 36 orang penumpang menuju Bandara Kuvar dan mendarat dengan mulus di sana.
Jarak tempuh dari Bandara Pattimura menuju Bandara Kuvar hanya membutuhkan waktu sekitar 50 menit.
Direktur operasi PT. Trigana Air, Benny Sumaryanto mengatakan, sesuai prosedur yang berlaku di Kementerian Perhubungan, sebelum melaksanakan penerbangan komersial, maka terlebih dahulu dilakukan tes mendarat maupun berangkat di setiap bandara sekaligus melihat fasilitasnya serta kondisi sekeliling.
"Kita kerja kurang lebih lima bulan berjalan dan syukurlah pada 27 Mei 2016 dambaan, baik Pemkab maupun masyarakat SBT yang membutuhkan adanya penerbangan komersial terealisasi," katanya.
Panjang landasan pacu bandara Kuvar 1.200 meter dan lebar 30 meter sehingga memadai untuk aktivitas penerbangan di sana.
Dia mengemukan, ada sejumlah fasilitas yang harus ditambah dan pohon-pohon di ujung landasan T1331 perlu ditebang karena mengganggu saat berangkat maupun mendarat.
pula, fasilitas bandara seperti X-Ray belum ada. Jadi bisa memanfaatkan detektor yang portable untuk sementara waktu agar membuat penumpang lebih merasa nyaman.
"Saya sebagai anggota DPRD Maluku maupun tokoh masyarakat SBT, memberikan penghargaan kepada manajemen Trigana Air, Kementerian Perhubungan dan Dishub Maluku yang telah memperhatikan kebutuhan penerbangan ke sana," katanya, di Ambon, Selasa (7/6/2016).
Menurut dia, pelayanan jalur penerbangan Ambon-Kuvar selama ini hanya dikhususkan bagi pesawat terbang milik perusahaan minyak yang beroperasi di sana, sedangkan penerbangan komersil ini baru akan dilayani Trigana Air.
Kemudian sejak awal ada pesawat milik salah satu maskapai penerbangan yang pernah beroperasi. Namun, sudah mandeg sejak delapan hingga sembilan bulan lalu.
"Kuvar-Bula, ibu kota sementara kabupaten SBT itu jarak tempuhnya mencapai 30 KM , tetapi jalannya mulus sehingga tidak jadi persoalan," ujar Raat.
Pesawat milik maskapai penerbangan Trigana Air sejak 27 Mei 2016 telah melakukan penerbangan dari Bandara Internaisonal Pattimura Ambon dan mengangkut 36 orang penumpang menuju Bandara Kuvar dan mendarat dengan mulus di sana.
Jarak tempuh dari Bandara Pattimura menuju Bandara Kuvar hanya membutuhkan waktu sekitar 50 menit.
Direktur operasi PT. Trigana Air, Benny Sumaryanto mengatakan, sesuai prosedur yang berlaku di Kementerian Perhubungan, sebelum melaksanakan penerbangan komersial, maka terlebih dahulu dilakukan tes mendarat maupun berangkat di setiap bandara sekaligus melihat fasilitasnya serta kondisi sekeliling.
"Kita kerja kurang lebih lima bulan berjalan dan syukurlah pada 27 Mei 2016 dambaan, baik Pemkab maupun masyarakat SBT yang membutuhkan adanya penerbangan komersial terealisasi," katanya.
Panjang landasan pacu bandara Kuvar 1.200 meter dan lebar 30 meter sehingga memadai untuk aktivitas penerbangan di sana.
Dia mengemukan, ada sejumlah fasilitas yang harus ditambah dan pohon-pohon di ujung landasan T1331 perlu ditebang karena mengganggu saat berangkat maupun mendarat.
pula, fasilitas bandara seperti X-Ray belum ada. Jadi bisa memanfaatkan detektor yang portable untuk sementara waktu agar membuat penumpang lebih merasa nyaman.